Minggu, 12 Februari 2012

I want get job !

Lagi-lagi gue iri.

Kemarin malem, temen gue Putra, memperkenalkan gue sama sepupu dia yang gelagatnya rada idiot, agak mangoh, plus tampangnya yang mirip orang kena penyakit sipilis akut. Namanya Wawan. Kalo lo mau tau wawan gimana? ni dia orangnya:

Tapi yang bikin gue heran, Wawan adalah seorang karyawan HRD perusahaan terkemuka di Lampung.
Gue shock

Wawan adalah satu dari sekian banyak temen gue yang punya pekerjaan di usia muda. Ada yang sekarang udah jadi polisi, calon masinis, bahkan artis. Dan gue iri akan hal itu. Gue pengen banget punya pekerjaan kayak mereka. Punya penghasilan meskipun cukup untuk diri sendiri, nggak ngerepotin orangtua. Gue jenuh jadi mahasiswa.
Seenggaknya gue pengen punya side job.
Pernah salah satu temen gue, Fathur, menawari gue pekerjaan diluar jam kuliah, jadi penjaga warnet. Gue mau. Tapi ternyata jadwal sip kerjanya jam satu smpe jam enam pagi. Bimbang melanda. Nggak mungkin gue ambil tu kerjaan, sementara gue kuliah jam 8 pagi.
Pernah juga gue ditawari suatu pekerjaan oleh Abonk, temen gue yang lain.
Abonk  : Biet, lo mau kerjaan nggak?
Gue      : Kerjaan apa, bonk ?
Abonk  : Pokoknya enak, gaji gede. Kerja cuma berdiri jaga pintu dan kalo ada yang lewat tinggal bukain.
Gue      : Boleh tu, jaga pintu apaan ni bonk?
Abonk  : Pintu gerbang Megazort
(Buat yang nggak tau, pintu gerbang Megazort adalah Gerbang yang dilewati mobil-mobil besar milik Power Rangers).
Gue cuma bisa geleng kepala ngadepin temen yang otaknya masih terpaut oleh imajinasi anak-anak.

Tapi disisi lain dari keegoan gue yang pengen banget punya pekerjaan di usia muda, gue tetep yakin, kalo kita serius mengemban pendidikan, pasti kita dapet pekerjaan yang layak buat masa depan. Amin :)


Rabu, 08 Februari 2012

Salam Super ! Jadilah Ilmu padi yang super..

Hari ini gue sedang mantengin komputer dan visit blog-blog orang. Dan ada satu blog yang judulnya "Blog Kacangan 'tuuuut" (tuuuut.. artinya gue sensor nama orangnya, bukan ngentut). Dari judulnya, gue ngerasa jadi punya saingan. Sekacang mana ni blog sama blog gue?? Mau ngadu kacang sama blog gue?? Nggak bisa ! Akhirnya gue ke warung beli kacang garuda. (apa urusannya sih?!)
Kemudian, gue buka blog orang itu. Dan ternyata..... BLOG ITU KEREN ABIS !! Sial!! Dari mana segi KACANGNYA, masss!! Gue langsung sedih. Lari ke kamar, nyetel pilm korea.

Dari cerita barusan, yang gue teliti adalah, bahwa setiap manusia itu nggak pernah ada yang ngerasa "nggak" bangga sama dirinya. Dan terkadang, ada yang  punya skill sedikit, tapi ngomongnya banyak. Kalo dipribahasain, "sambil menyelam minum air"..
Ada juga yang punya skill bagus, tapi sedikit bicara atau bisa dibilang merendah. Meskipun nggak sedikit orang punya nilai merendah yang condong ke sombong juga.Yah dengan kata lain "Merendah untuk Meninggi"
Contoh orang merendah yang gue maksud:
Orang merendah  : Hai man
Sukirman             : Hai om. Eh, gue denger lo beli bb baru ya ?
Orang merendah  : Yoman
Sukirman             : Berapa tuh harganya?
Orang merendah  : Murah kok man, gue sih jarang beli barang barang mahal,
                              yang standar aja. Gue kismin man
Sukirman             : (diem)
Orang merendah  : Kemaren gue beli bb dakota, murah kok, cuman 6 jutaan.
                              Murah kan, man?
Sukirman             : (Ngambil batu bata)

Dari cerita diatas, kita tau bahwa si "orang merendah" itu sebenernya nggak lagi merendah. Maka dari itu, cobalah kita untuk menjadi ilmu padi, 'semakin tinggi semakin merunduk'. Dan merunduk dengan posisi yang benar. Jadilah orang yang tidak banyak bicara namun banyak berbuat, dan tidak sombong dengan kedok "merendah". Bersikaplah netral, karena NETRAL adalah band yang keren.


Selasa, 07 Februari 2012

Psikologis anak-anak saat bercukur rambut

Ini adalah kecebongology.
Yang gue maksudkan bahwa setiap hal kecil mempunyai teori-teori yang kadang manusia nggak tau. Dan yang mau gue ceritakan adalah yang pernah gue alami semasa kecil.
Dulu bokap gue pernah membeli mesin pencukur rambut di sebuah pom bensin.
Dan gue heran itu pedagang kenapa bisa muncul di pom bensin?
Kenapa nggak di pasar yang lebih strategis. Sadisnya lagi, kenapa pedagang itu menawarkan ke bokap gue alat pencukur sementara bokap nggak punya skill mencukur rambut sama sekali??!
Akhirnya bokap pulang kerumah dengan wajah yang sumringah. Mungkin baginya dengan alat itu, kami sekeluarga bisa mengurangi jatah pengeluaran untuk ke pangkas rambut. Tapi bagi gue saat melihat alat pencukur di genggaman bokap, adalah hal yang mengerikan yang pernah gue alami.
Waktu itu umur gue sekitar 8 tahun dan duduk dibangku SD. Rambut gue udah harus dipotong walaupun poni gue masih sepanjang poninya tebek (artis cilik). Bokap langsung mengeluarkan senjata pencukurnya. Beliau membawa gue ke sebuah kursi yang dihadapannya terdapat sebuah cermin. Gue mau nangis. Alat pencukur mulai dihidupkan dan keringat mulai mengucur.
Perlahan alat itu mengenai kulit kepala, dan mengikis rambut-rambut gue yang malang. Detik-detik pertama masih terasa biasa. Makin kedepan rambut gue berubah jadi nggak karuan. Dan yang bikin gue tambah sedih,
RAMBUT GUE MIRIP TUKUL!
Walaupun pada zaman itu tukul belum terkenal, tapi gue tau suatu saat itu bakal jadi gaya rambut pelawak yang mukanya jelek! Gue nahan nangis. Hati gue patah. Gue jelek! Besok pasti jadi bahan olok-olokan temen-temen di sekolah. Akhirnya gue lari ke kamar.... galau.
Semenjak kejadian itu, gue ngambek. Makan yang biasanya 3 kali shari jadi 2 kali sehari, pake nambah. Gue terus-terusan dikamar, mogok tidur, sambil maen ps. Tapi kalo gue bosen, gue tidur. Sebelum tidur, gue memegangi kepala gue. Dan airmata kembali menetes.

Bokap yang prihatin dan merasa bersalah, akhirnya membuang alat pencukur miliknya, dan menguburnya dalam-dalam.

Saat gue dewasa, gue jadi gemar meneliti hal kecil. Termasuk, psikologis anak saat bokapnya memaksa untuk cukur rambut mereka.
Suatu ketika, gue ke sebuah barber untuk bercukur. Disana udah ngantri seorang bapak beserta anaknya. Sang anak nampak gelisah. Wajahnya pucat pasi. Bibirnya putih, dan tititnya terus dipegangin sangking gelisahnya. Gue terus merhatiin tingkah anak malang itu. Gue tau banget apa yang dia rasakan saat itu. Sampe akhirnya tukang cukur memanggilnya. Anak itu keliatan shock. Tititnya dipegang erat-erat. Bokapnya terlihat santai dengan senyum sumringah.
Perlahan rambut anak itu mulai dipangkas. Wajahnya parau, tapi mencoba tenang. Helai-helai rambut berjatuhan sampai akhirnya rambut anak itu tak bersisa, dengan kata lain kepalanya BOTAK!
Anak tampan itu berubah seperti ozi syahputra. Terlihat air mata yang menggumpal dimatanya. Bibirnya bergetar, namun masih mencoba tenang dan perlahan turun dari kursi panas.
Gue bertanya kepada anak malang itu,
"Dek, kamu sedih ya?"
Anak itu hanya menggeleng dengan wajah lesu.
Pemandangan yang miris, dimana sang anak ingin sekali mempunyai rambut seperti idola mereka, Andika (kangen band), namun peraturan sekolah menuntut harus mencukur rambut. Dan bokap-bokap mereka tersenyum bangga melihat anaknya menjadi seperti tukul atau malah tuyul gagal.


Kecebongology

Gue adalah manusia dengan penyakit latah yang belum terlalu parah. Nggak seakut mpok Ati atau mpok-mpok lainnya. Orang lain suka jungkir balik, gue juga akan jungkir balik. Orang lain suka tidur di lantai, gue ngikutin. Orang lain gaya kayak bencong, gue juga ikut ben........ maksud gue nggak akan ngikutin tingkah hina kayak gitu.
Sampe pada akhirnya orang-orang mau jadi penulis, gue latah. Gue membuat blog ini dan merintis dari bawah. Dengan tujuan memberikan informasi berdasarkan pengalaman gue, dari hal sekecil tengu atau seimut kecebong, sampe hal besar segede otot Ade Ray. Hal-hal yang nggak penting, menjadi layak untuk diperbincangkan. Maka Blog ini gue beri nama KECEBONGOLOGY!!