Sabtu, 15 Juni 2013

First Time at Work

Motor gue sampai di parkiran suatu tempat yang gue datangi.

Dibelakang gerbang yang tertutup, berdiri seorang security gagah berjaga.
Kemudian dia bertanya, ‘ada kepentingan apa dek?’
Gue menjawab dengan polos, ‘saya karyawan baru mas’
Security membuka gerbang dan menyuruh gue masuk.
‘tunggu sebentar ya pak’
(Loh kok jadi pak?)
Gue mengangguk. Security memegang gagang telepon dan mulai berbicara. Yang pasti dia menelpon HRD, (nggak mungkin kan istrinya?). Keringat tegang mulai mengucur di pelipis. Tangan gue gemetar dan yang paling gawat, gue nahan boker.
Ya maklum, hari ini adalah hari pertama gue dipanggil kerja oleh sebuah perusahaan asing milik orang korea. Iya korea, kenapa? Nggak mikir gue ngelamar kerja jadi boyband kan? Trus gue kerjanya nari-nari pake baju rumbai-rumbai yang nampakin belahan tetek, trus kalo ada anak kecil tinggal sodorin ‘nih netek nih netek!’ gitu kan?
Gue nggak sehina itu men. Seenggaknya gue pake beha!
back to the topic
Jelasnya perusaahan korea tersebut bergerak dibidang manufaktur dan gue bertugas di bagian menghitung duit maya. Kenapa juga harus duit maya? Kenapa nggak duit mulan?

‘pak?’ panggil security. Gue terhenyak. (sial, lagi-lagi dipanggil pak! setua itu kah tampang gue?!).
‘Bapak disuruh menghadap sdm dulu, mari saya antar’
Gue kembali mengangguk. Kemudian security itu mengambil obor dan soundtrack berubah menjadi suram. (apasih)
Gue mengikutinya dari belakang dengan keringat bercucuran dan parahnya gue sedang berada diujung tanduk. Entah kenapa bisa setegang ini di hari pertama akan bekerja. Mungkin karena skill akuntansi gue yang minim trus tau-tau ntar disodorin bejubel kertas-kertas berisi ribuan angka-angka. Thats terrible!
Akhirnya kami tiba di departement HRD, security menyuruh gue masuk dan di satu meja salah seorang sudah menunggu kedatangan gue.
'Silahkan bapak ebid' ucapnya seraya menunjuk kearah kursi 
(Bapak lagi? Woi bulu ketek, gue masih muda! gue 22 tahun! mikir dong sama umur!)
Gue tersenyum nahan nangis. Mungkin pulang dari sini gue bakal operasi muka dan suntik botox!

Setelah itu terjadi konversasi diantara kami berdua yang berujung penandatanganan kontrak kerja. Gue girang sekaligus nervous abis.
Akhirnya gue diantar oleh pak HRD ke departemen accounting tempat gue akan berjuang untuk hidup di masa mendatang.

Kadang kita nggak pernah menyangka akan masa depan kita. Gue dulu yang kuliah akuntansi selalu bolos, nilai yang tidak sekali mendapat 'E', akhirnya malah harus berkecimpung di dunia pelajaran yang paling gue benci. Ada juga salah seorang teman yang semasa kuliah paling pintar, jago akuntansi, sekarang buka bisnis makanan. Yah, hidup memang penuh misteri bung, tinggal bagaimana cara kita menyikapinya.
(Ebid Teguh)